Siapa sih yang gak perah galau di dunia ini? Dari orang biasa sampai orang luar biasa pasti pernah ngerasain yang namanya galau. Bahkan galau juga sudah jadi kata yang sangat sering kita dengar dimana-mana, seperti di sekolah, di acara TV, terlebih lagi di media sosial. Para pengguna media sosial terutama yang masih remaja sangat rentan dengan jenis emosi yang satu ini. Belum belajar untuk ulangan pasang status galau, diputusin pacar pasang status galau, nggak dikasi ngutang sama bibi kantin pasang status galau.
Tidak ada yang salah dengan galau, karena galau bukan perbuatan dosa. Galau juga merupakan salah satu emosi negatif yang diperlukan oleh manusia seperti halnya manusia membutuhkan emosi positif. Emosi negatif ini berfungsi untuk membuat kita memahami naik turunnya kehidupan yang kita alami dan juga sebagai alat untuk mengevaluasi segala pengalaman hidup yang pernah kita lalui. Kalau kalian pernah nonton film Inside Out dari Disney, kalian pasti akan mengerti bahwa sebenarnya galau juga punya peran penting dalam hidup kita.
Permasalahan yang sering terjadi adalah, kita sering terlalu lebay akan suatu galau. Misalnya, cuma gara-gara nggak dikasi ngutang sama bibi kantin, galaunya sama seminggu. Cuma gara-gara diputusin pacar galaunya sampai nggak mau makan sebulan. Galau semacam ini nih yang harus kita ubah polanya. Saat kita diserang galau kita harus fokus tentang bagaimana cara memanfaatkan galau kita itu menjadi sesuatu yang lebih penting daripada sekedar meratapinya. Dan tau gak sih? Ternyata kita bisa menghasilkan kreatifitas yang luar biasa saat kita mencari cara untuk mengubah kegalauan kita menjadi sesuatu yang berguna.
Sebuah eksperimen oleh Modupe Akinola yang berjudul “The Dark Side of Creativity” membuktikan bahwa emosi negatif mengantarkan kita pada kreatifitas yang artistik. Eksperimen ini dilakukan dengan cara bertanya kepada sekelompok orang tentang pekerjaan impian mereka. Setelah ditanya, orang-orang tersebut kemudian diberikan tanggapan oleh Si Penanya. Tanggapan yang diberikan ada yang berupa tanggapan positif dan ada pula yang diberikan tanggapan negatif. Setelah itu kelompok orang yang menjadi sample percobaan ini diminta untuk menggambar sesuatu yang sederhana. Hasil dari eksperimen ini menunjukkan bahwa, orang-orang yang mendapatkan tanggapan negatif saat wawancara menghasilkan gambar yang lebih indah dan artistik ketimbang mereka yang mendapatkan tanggapan positif. Hal ini membuktikan bahwa emosi negatif sangatlah kuat. Dan jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, maka kita juga bisa menghasilkan kreatifitas yang luar biasa.
Bagaimana caranya? Yuk kita simak!