Dunia kembali dikejutkan oleh kematian seseorang dari kalangan selebritis terkenal. Jonghyun, salah satu personil dari Boyband Korea, SHINee dilaporkan meninggal dunia. Saat ini belum ada yang tau penyebab kematiannya, namun dalam sebuah laporan, Kakaknya menyebut jika Jonghyun meninggal dunia akibat bunuh diri. Whaat, bunuh diri?
Jika sebelumnya ada Chris Cornell mantan lead vocal Soundgarden dan juga AudioSlave, kemudian Chester Bennington lead vocalist Linkin Park dilaporkan tewas karena gantung diri, maka Jonghyun menambah daftar panjang para Selebritis terkenal yang meninggal dunia akibat mengakhiri hidupnya sendiri.
Mengapa Bunuh Diri di Puncak Karir?
Ada banyak pertanyaan di benak kita, ketika banyak orang ingin menjadi terkenal dan meraih kesuksesan serta kekayaan seperti orang-orang di atas, tapi justru mereka ketika sudah memperoleh itu semua malah memilih mengakhiri hidupnya sendiri.
Yang jadi pertanyaan adalah mengapa mereka bunuh diri saat sedang berada di puncak karir? Padahal, mereka sedang menikmati ketenaran, kesuksesan dan juga kekayaan. Jawabannya hanya satu, Depresi. Ya, depresi menjadi tersangka utama banyaknya selebritis dunia melakukan bunuh diri. Lalu muncul pertanyaan berikutnya, separah apakah depresi yang mereka rasakan?
Seseorang yang mengalami depresi akan merasakan stress dan gelisah yang luar biasa dalam hidupnya. Seringkali mereka mengeluarkan keringat dingin akibat tekanan batin yang dialami. Perbedaan para selebritis dengan orang biasa adalah, ketika mereka terkena depresi, orang biasa bisa bebas mencurahkan isi hatinya kepada keluarga, teman ataupun sahabat, namun bagi selebritis terkenal, mereka sudah terlanjur masuk ke dalam golongan tingkat atas, stratifikasi sosial yang berbeda, sehingga untuk bergaul pun mereka harus memilih dengan strata yang setara atau mungkin di atasnya.
Hmmm, apakah mereka sombong? Jawabannya adalah TIDAK, mereka tidak sombong, namun perlakuan sosial dan publik lah yang membentuk karakter para selebritis untuk membatasi dirinya, meletakannya pada strata kelas atas yang sulit dijangkau, menjadi panutan, menjadi idola, gerak-geriknya selalu mendapatkan perhatian. Itulah yang menyebabkan para selebritis selalu merasa kesepian. Satu-satunya harapan mereka untuk mencurahkan isi hati adalah melalui sosial media.
Sosial Media yang Kejam
Oke, para masyarakat umum melihat betapa senangnya memiliki akun Sosial Media yang memiliki banyak followers dan setiap perkataannya selalu mengundang banyak perhatian. Akan tetapi kenyataannya, dalam hidup selalu ada pro dan kontra. Begitu juga yang dialami oleh para selebritis terkenal, mereka memiliki fans dan juga memiliki haters. Ingat, sebagai manusia biasa, secara psikologis kita akan menanggapi sebuah cacian dari pada memperhatikan 10 pujian, dan cacian yang hadir dari para haters di Sosial Media jauh lebih kejam dari pada sebuah hinaan yang langsung hadir di hadapan mereka.
Untuk itu, apapun perkataan para selebritis di Sosial Media, tidak akan berpengaruh banyak bagi dirinya sendiri. Bahkan, hal itu bisa menambah rasa depresi yang dialaminya. So, adakah hal lain yang dilakukan para selebritis ini untuk menghindar dari rasa depresi?
Narkoba & Alkohol
Mengapa kehidupan para selebritis identik dengan glamor, party dan dunia gelap? Sebenarnya itu bukanlah identifikasi ataupun konsekuensi dari sebuah ketenaran, melainkan hanyalah sebuah pelarian. Taukah kalian apa penyebab para selebritis menjadi depresi? Tekanan pada pekerjaan, insomnia berat, merasa hidupnya selalu diawasi, tidak bisa mengungkapkan isi hati dengan bebas, terlalu menanggapi para haters dan masih banyak penyebab lainnya. Jika seseorang sudah mengalami hal-hal di atas tanpa tau bagaimana solusinya, mereka akan mengambil jalan pintas, mereka ingin menenangkan pikiran mereka dengan jalan memakai obat penenang, memakai narkoba, atau yang lebih ringan, menjadi pecandu alkohol.
Obat-obatan terlarang dan alkohol bisa sedikit mengurangi beban pikiran mereka, namun percayalah, itu bukanlah mengurangi beban, melainkan mengalihkan dan menumpuk beban dan sesekali dapat meledak. Bahkan obat-obatan terlarang dan alkohol bisa memicu banyak orang untuk melakukan tindakan bunuh diri. Nah, berarti apapun yang dilakukan, ujung-ujungnya adalah bunuh diri?
BACA JUGA
Depresi dan Mau Coba Gantung Diri? Ini yang Bakalan Kamu Rasakan
Sering Begadang Gak Jelas? Buah-Buahan ini Bisa Bikin Kamu Gak Insomnia Lagi
Kurangnya Pendekatan Agama
Taukah kamu jika kurang tidur adalah salah satu penyebab depresi? Kurang tidur atau insomnia bisa diakibatkan oleh rusaknya pola hidup manusia itu sendiri. Berbagai beban menumpuk di otak hingga mereka lupa bagaimana rasanya ngantuk. Solusinya? Sudah tentu bukan menggunakan obat tidur yang akan menyebabkan kecanduan, melainkan mencari ketenangan batin dengan cara yang sangat mudah dan elegan, yaitu dengan cara berdoa, mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Pada hakikatnya, manusia diciptakan untuk kembali kepada Sang Pencipta, so, sebenarnya Sang Penciptalah tempat terbaik untuk mencurahkan isi hati. Dalam Ilmu Agama manapun, bunuh diri adalah perbuatan yang terlarang. Jangankan bunuh diri, melukai ataupun merusak diripun adalah perbuatan yang benar-benar dilarang.
Lalu, bagaimana dengan mereka yang tidak percaya akan hal itu? Jawabannya adalah kebiasaan dan konsistensi. Jika mereka bisa menjadi terkenal, sukses, kaya raya melalui kerja keras yang luar biasa, mengapa mereka tidak bisa menjadi pribadi yang tangguh, tenang, serta bahagia dengan kerja keras pula? Ya, kerja keras mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, kerja keras untuk menguasai hati dan menenangkan pikiran melalui bantuan Sang Pencipta.
Ketenangan Batin adalah Segalanya
Setelah melihat berita tentang meninggalnya Jonghyun akibat bunuh diri, hendaklah kita semua berpikir, bahwa tujuan hidup kita bukanlah seperti apa yang mereka raih. Dari lirik lagu dan unggahan kata-kata di Sosial Media oleh Jonghyun sudah cukup menggambarkan betapa berat depresi yang dia alami. Sebagai manusia biasa, kita bisa saja mengatakan dia pengecut atau cepat menyerah, tapi percayalah, kalian tidak akan sanggup melalui hal itu.
Para konglomerat menjadi depresi melihat isu global yang dapat berpengaruh terhadap pergerakan nilai saham dan pasar modal, para selebritis menjadi depresi akibat tekanan pekerjaan dan juga insomnia serta caci maki dari para hater, olahragawan terkenal menjadi depresi ketika telah memasuki usia yang tidak produktif lagi, orang miskin menjadi depresi karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua orang bisa menjadi depresi, kecuali seseorang, ya, orang yang menggantungkan hidupnya pada Sang Pencipta, seseorang yang memiliki ketenangan batin yang luar biasa akibat merasa memiliki sesuatu yang sangat besar yang dapat menyelesaikan masalah apapun.
Apakah cukup dengan bergantung? Tentu saja tidak, tapi dengan bergantung pada Sang Pencipta, manusia akan memiliki ketenangan batin, ketenangan jiwa dan akan selalu berbuat positif, sehingga segala sesuatu yang dikerjakannya akan mendapatkan hasil yang baik. Amiiin